Skenario sebuah pemikiran
berkembang sejalan dengan semakin banyaknya ilmu yang dimiliki oleh seorang
individu manusia secara naluri. Semakin banyak ilmu yang dimiliki maka ia akan
semakin mempunyai wawasan luas dan mampu merespon situasi dalam bertindak.
Namun seringkali kita dapati teori ini tidak sesuai dengan kenyataan, karena
beberapa orang setelah mendapat banyak ilmu bukan menjadi lebih baik, malah
menjadi lebih buruk, bahkan bisa malah menyalahkan orang lain yang beda
pendapat dengan kita. Perkembangan pemikirian yang masih mengira bahwa ilmunya lah
yang paling benar. Dialah yang paling benar, dan jangan sampai kalah debat
dengan siapapun.
Sekitar
sembilan tahunan yang lalu, ketika penulis masih berumur sekitar 17 tahun. Ada pengalaman menarik yang
tak terlupakan. Waktu itu penulis memang lagi mengenyam masa-masa di pondok
pesantren. Di sana
diajarkan bagaimana menjaga Tauhid, bagaimana kita berma'rifat kepada Sang
Kholiq/pencipta, bagaimana reaksi
pendapat Ahlussunah yang terlihat berbeda dengan aliran Mu'tazilah? dan
ajaran-ajaran tauhid lainnya yang berhubungan dengan akidah yang sah. Salah
satu di antaranya ditegaskan bahwa tiada yang memiliki kekuatan, tiada yang
memilki daya kecuali Allah swt. I'tikad itu pun tertanam dalam dalam
sanubari, hingga suatu saat penulis pulang dari pondok pesantren, bergaya
dengan ilmu yang ia rasa telah mumpuni.