Menu

Kamis, 27 September 2012

Laksana Cinta


Laksana Cinta

Sang malam pun tak terima kuhina
Ia cekam tanganku lalu menukikku berkata
Kauignin cari cinta? Bentaknya.
Iya kujawab.
Pandang langit dan ia tak disana
Keruk bumi kau takkan menemukannya.
Sang malam pun lalu terbahak-bahak dalam tawa.
Kenapa kau tertawa? Gila.

Akupun ditinggalkan dalam langkahku yang tegang
Kutanya malam apakah seperti itu fenomena cinta?
Dia bilang iya.
Dasar bodoh
kumaki dia, kuludahim kutendang, dan ku beri satu tamparan
jika itu cinta
mengapa ambil uang sodorkan senjata?

Aku pun diam tak kuserahkan uangku
Kupilih lari dengan sakit hati
Sang bajak cinta pun melempar pedangnya ke arahku, untung tak kena.
Aku berhenti dan lalu tersenyum
Jika kau tahu aku miskin kenapa kau bajak aku?

Pernah kuterjebak oleh bajak cinta
Kutanya padanya
Cinta kenapa kau menginginkan hatiku?
Lalu dia membentak, diam kau.mana uangmu?
Jika tidak enyahlah dari hadapankku

Kuhampiri si tuan harapan
Namun dai tetap katakana bahwa cinta bukan yang mereka katakana
Kutanya balik lalu siapa sang cinta itu?
Dia hanya diam. Kubentak, jangan main-main denganku.

Kucoba mampir di rumah cinta yang dibicarakan banyak orang.
Tak kutemui hanya sebuah panic-panci kehinaan.
Kucoba katakana itu adalah sambutan
Tapi ternyata sang tuan menyuguhkan arak penyayatan.

Tawa, kukira harus kukurangi tawaku.
Ingat sudah terlalu jauh menyimpang.
Hentakan hati seakanberbilang
Kembalilah anakkku.

Kurasa debu-debu ini semakin terasa menyesak saja di dadaku.
Ya Allah…berikan aku jalan kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar