Menu

Minggu, 30 September 2012

Puisi - Pukul Setengah Dua Belas Malam


Pukul Setengah Dua Belas Malam

Ke mana harus kucari jalan?
Lubang cacing terlalu sempit.
Lubang buaya terlalu bahaya.
Lubang katak terlalu hina.
Lubang angin terlalu fana.

Saat ku berfikir tentang hidup…
Akan jadi apa aku nanti…
Akan dengan apa aku berjalan…
Akan dengan siapa aku berhadapan
Keris emasku telah patah di mimpi itu.
Aku tak tahu keris apa itu…

Kucoba sombong…
Tapi aku kerap gagal.
Kucoba melemah…
Dalam lemah ku kehilangan arah.

Lampu kota yang seperti ini…
Yang dulu pernah menakutiku.
Kuanggap itu masa depanku…
Dibalik cahaya-cahaya seram penuh misteri kenikmanata.
Memancar sinar tanda pengahiran.

Ada yang bisa menolongku???
Meraih tanganku tuk jangan terjun ke lemabah tipu.
Jika petuah itu menggambarkan genggaman batu panas.
Maka jika aku tak tahan mungkin akan aku lepas.

Ya allah…
kau pasti melihatku…
Aku malu harus berkata apa untuk sesalku.
Terlalu bodoh dan lemah aku akan cobamu.
Seruling-seruling cinta menggema segaung dalam telinga dungu.
Lukisan-lukisan sastra asmara menusuk salah dalam kalbu.

Hati…
Si pemimpin …
Bisakah kau tahan kami???

Walau aku banyak dosa
aku akan tetap berharap
ridlo dan ampunanmu

Setetes air lumpur keruh tak beraji
Akan selalu mengharap ridlo ilahi…
Walau tak layak untuk dipuji
Tapi akankah ku kan buang hati…???


Tidak ada komentar:

Posting Komentar